Untuk menggambarkan komposisi penduduk di Indonesia, para ahli demografi atau ahli kependudukan menggunakan sejumlah ukuran, diantaranya bilangan jumlah, kepadatan, dan komposisi. 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Indonesia Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, penduduk Indonesia mencapai sekitar 257.516.167 jiwa.
Daratan Asia Yunan Utara
Bali
Madura
Jawa
Sumatra
Sumatra/Suku Kubu
Lombok/Suku Sasak
Nias/Suku Nias
Sulawesi/Toraja
Kalimantan/Suku Dayak
Irian
Kepulauan Indonesia Timur
Riau
Deutro Melayu Melayu Tua
Proto Melayu Melayu Tua
Papua Melanosoid Melanesia
Proto Melayu Melayu Tua
Sulawesi
Gambar 2.4 Asal-usul Manusia Indonesia dan Persebarannya di Indonesia
66 67 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Sementara itu, hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa. Jika luas wilayah Indonesia mencapai 1,904,569 km2, maka berapakah angka kepadatan penduduknya?
Angka kepadatan penduduk dihitung dengan cara membagi jumlah penduduk dengan luas wilayah. Jadi rumus yang digunakan adalah:
Berdasarkan data jumlah penduduk tahun 2012, maka angka kepadatan penduduk Indonesia mencapai 135 jiwa/km2. Angka kepadatan penduduk berdasarkan sensus tahun 2010 mencapai 125 jiwa/km2. Pergunakanlah rumus tersebut untuk menghitung kepadatan penduduk Indonesia di tiap propinsi berikut ini :
Berdasarkan data kependudukan dunia tahun 2012, Indonesia menempati urutan ke-4 jumlah penduduk terbesar di dunia. Adapun urutan pertama ditempati China (1,35 milyar jiwa), ke-2 India (1,260 milyar jiwa) dan ke-3 Amerika Serikat (314 juta jiwa).
Sumber: World Population Bureau, 2012
Wawasan
Kepadatan penduduk = Jumlah Penduduk / Luas Wilayah
No. Nama Provinsi Populasi (Jiwa)
Luas Wilayah (km2)
Kepadatan (jiwa/km2) 01 Nanggroe Aceh Darussalam 5.201.002 56.500,51 ................... 02 Sumatra Utara 12.450.911 72.427,81 ................... 03 Sumatra Barat 4.566.126 42.224,65 ................... 04 Riau 4.579.219 87.844,23 ................... 05 Jambi 2.635.968 45.348,49 ................... 06 Sumatra Selatan 6.782.339 60.302,54 ................... 07 Bengkulu 1.549.273 19.795,15 ................... 08 Lampung 7.116.177 37.735,15 ................... 09 Kepulauan Bangka Belitung 1.043.456 16.424,14 ................... 10 Kepulauan Riau 1.274.848 8.084,01 ...................
Tabel 2.1. Jumlah, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk tiap Provinsi di Indonesia
66 67 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa kepadatan penduduk Indonesia tidak merata antar provinsi. Sejumlah provinsi tampak jauh lebih padat dari provinsi lainya. Gambaran tersebut akan lebih mudah untuk diamati pada peta kepadatan penduduk Indonesia berikut ini.
11 DKI Jakarta 8.860.381 740,29 ................... 12 Jawa Barat 38.965.440 36.925,05 ................... 13 Jawa Tengah 31.977.968 32.799,71 ................... 14 Daerah Istimewa Yogyakarta 3.343.651 3.133,15 ................... 15 Jawa Timur 36.294.280 46.689,64 ................... 16 Banten 9.028.816 9.018,64 ................... 17 Bali 3.383.572 5.449,37 ................... 18 Nusa Tenggara Barat 4.184.411 19.708,79 ................... 19 Nusa Tenggara Timur 4.260.294 46.137,87 ................... 20 Kalimantan Barat 4.052.345 120.114,32 ................... 21 Kalimantan Tengah 1.914.900 153.564,50 ................... 22 Kalimantan Selatan 3.446.631 37.530,52 ................... 23 Kalimantan Timur 3.779.260 230.277,00 ................... 24 Kalimantan Utara 530.425 85.618,00 ................... 25 Sulawesi Utara 2.128.780 13.930,73 ................... 26 Sulawesi Tengah 2.294.841 68.089,83 ................... 27 Sulawesi Selatan 7.509.704 46.116,45 ................... 28 Sulawesi Tenggara 1.963.025 36.757,45 ................... 29 Gorontalo 922.176 12.165,44 ................... 30 Sulawesi Barat 969.429 16.787,19 ................... 31 Maluku 1.251.539 47.350,42 ................... 32 Maluku Utara 884.142 39.959,99 ................... 33 Papua Barat 643.012 114.566,40 ................... 34 Papua 1.875.388 309.934,40 ...................
Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Jawa yang luasnya hanya kurang dari 7 persen dari luas Indonesia. Walaupun demikian, sejak tahun 2000, terdapat kecenderungan penduduk luar Jawa yang persentasenya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Wawasan
68 69 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Berdasarkan peta kepadatan penduduk tampak bahwa Pulau Jawa jauh lebih padat dibandingkan dengan pulau lainnya di Indonesia. Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian negara, sehingga banyak penduduk yang tertarik untuk tinggal di wilayah ini. Kepadatan penduduk yang tinggi di Pulau Jawa dapat dijelaskan dengan melihat faktor geografis, khususnya faktor fisik berupa tanah yang lebih subur dan faktor sejarah. Kerajaan-kerajaan banyak berkembang di Pulau Jawa sehingga Pulau Jawa berkembang menjadi pusat aktivitas penduduk saat ini di Indonesia.
Gambar 2.5 Peta Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2010 Sumber: Sensus Penduduk 2010
68 69 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Informasi tentang jumlah penduduk akan lebih bermakna untuk kepentingan tertentu dengan mengelompokkannya berdasarkan
Kamu sudah belajar tentang jumlah dan kepadatan penduduk Indonesia. Jumlah dan kepadatan penduduk akan memengaruhi dinamika kehidupan masyarakatnya. Diskusikan dengan temanmu hal-hal berikut ini. 1. Tentukan lima provinsi terpadat di Indonesia dengan aktivitas penduduk yang dominan! Nama Provinsi Kepadatan (jiwa/km2)
2. Apa dampak sebaran penduduk yang tidak merata terhadap berbagai aspek kehidupan? Aspek Dampak Sebaran Penduduk yang Tidak Merata Sosial Ekonomi Budaya Politik
3. Berikan ide yang kreatif untuk mengatasi masalah sebaran penduduk yang tidak merata di Indonesia! Aspek Cara Mengatasi Masalah Persebaran Penduduk Sosial Ekonomi Budaya Politik
Aktivitas Individu
70 71 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan sangat beragam seperti pendidikan, agama, wilayah geografis, pekerjaan, dan lain-lain. Gambaran tentang komposisi penduduk di Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Komposisi Menurut Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk yang dicapai oleh suatu negara akan memberikan gambaran tentang kualitas sumberdaya manusia yang tinggal di negara tersebut. Negara-negara maju tingkat pendidikan penduduknya termasuk tinggi, sebaliknya dengan negara-negara berkembang, apalagi negara miskin, terdapat beberapa ukuran untuk melihat keadaan pendidikan suatu daerah yaitu Rata-rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf (AMH), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun pelajaran penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal. Angka Melek Huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidunya sehari-hari. Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. tingkat pendidikannya rendah. Gambaran tentang komposisi penduduk berdasarkan pendidikan di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Jumlah penduduk Indonesia sangat besar. Jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga diperlukan ketersediaan pangan dan lapangan kerja. Masalahnya laju pertambahan penduduk tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan kerja sehingga sebagian penduduk menganggur. Penduduk Indonesia juga tidak merata karena lebih banyak tinggal di Jawa sehingga banyak permasalahan sosial di Jawa dan terhambatnya pembangunan di luar Jawa karena kekurangan penduduk atau sumber daya manusia. Bagaimana sikap kamu terhadap permasalahan tersebut? Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?
Renungkan
70 71 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Tabel komposisi pendidikan penduduk Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berpendidikan SD/MI/ Sederajat. Penduduk yang berpendidikan sarjana masih sangat kecil. Karena itu, secara umum tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Adapun gambaran lebih rinci tentang komposisi pendidikan Indonesia pada beberapa pulau besarnya adalah sebegai berikut.
1). Sumatra Berdasarkan data hasil sensus 2010, penduduk Sumatra sebagian besar (56 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah.
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010 Gambar 2.6 Komposisi Pendidikan Penduduk Sumatra
No Pendidikan Jumlah Persentase 1 Tidak atau belum pernah sekolah 19,861,216 9.24 2 Tidak atau belum tamat SD 41,451,552 19.28 3 SD/MI/sederajat 65,661,314 30.55 4 SLTP/MTs/Sederajat 36,304,128 16.89 5 SLTA/MA/Sederajat 36,375,380 16.92 6 SMK 4,075,007 1.90 7 D1/D2/D3/D4/S1 10,718,888 4.99 8 S2/S3 512,022 0.24 9 Tidak terjawab 3,117 0.00 Jumlah 214,962,624 100
Tabel 2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Indonesia Tahun 2010
72 73 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Hanya sedikit sekali (5 %) penduduknya yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Ini menunjukkan tingkat pendidikan penduduk Sumatra masih tergolong rendah. Dilihat dari rata-rata lama sekolahnya, penduduk Pulau Sumatra mencapai 8,36 tahun, artinya rata-rata lama penduduk bersekolah mencapai 8,36 tahun. Diantara provinsi yang ada di Sumatra, Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan rata-rata lama sekolah terbesar (9,7 tahun), sedangkan yang terkecil adalah Bangka Belitung (7,5 tahun). Secara umum, rata-rata lama sekolah telah di atas rata-rata nasional yang mencapai 7,9 tahun. Dilihat dari kemampuan membaca (melek huruf), sebagian besar (96,2 %) penduduk Sumatra telah melek huruf atau bisa membaca. Angka ini melebihi angka ratarata nasional yang mencapai 92,81 %. Demikian pula angka partisipasi dalam pendidikannya juga cukup tinggi yaitu untuk sekolah dasar mencapai 98,05 %. Angka ini melebihi ratarata nasional yang mencapai 97,58 %. Angka partisipasi tersebut menurun pada SMP dan SMA karena sebagian tidak melanjutkan sekolah.
2). Jawa dan Bali Seperti halnya Sumatra, komposisi pendidikan penduduk di Pulau Jawa juga tidak jauh berbeda keadaannya. Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagian besar (59 %) penduduk Jawa dan Bali berpendidikan SD/MI/ sederajat ke bawah. Hanya sebagian kecil (5 %) penduduk yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010. Gambar 2.7 Komposisi Pendidikan Penduduk Jawa dan Bali
72 73 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Rata-rata lama sekolah di Jawa dan Bali mencapai 8,4 tahun. Angka ini melebihi rata-rata nasional yang mencapai 7,9 tahun. Angka Melek Hurufnya mencapai 92,9 %. Angka Melek Huruf terendah terdapat di Provinsi Jawa Timur dan tertinggi di DKI Jakarta. Pembangunan di Jawa dan Bali yang lebih pesat dibandingkan dengan daerah lainnya membuat keadaan pendidikannya lebih baik.
3). Nusa Tenggara Komposisi penduduk Nusa Tenggara menunjukkan bahwa sebagian besar (70 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. Hanya 4 % dari penduduknya yang berpendidikan perguruan tinggi. Keadaan ini menunjukkan bahwa pendidikan di Nusa Tenggara juga masih relatif rendah.
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010. Gambar 2.8 Komposisi Pendidikan Penduduk Nusa Tenggara
Rata-rata lama sekolah di Nusa Tenggara mencapai 6,85 tahun dan berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 7,9 tahun. Angka Melek Huruf mencapai 85,4 % dan masih berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 92,81 %. Walaupun demikian, angka partisipasi sekolahnya berada sama atau di atas rata-rata nasional.
74 75 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
4). Kalimantan Penduduk Kalimantan sebagian besar (68 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. Hanya sebagian kecil (3 %) penduduk yang mampu menamatkan perguruan tinggi. Keadaan ini menunjukkan kondisi pendidikan yang relatif rendah.
Rata-rata lama sekolah penduduk Kalimantan mencapai 7,9 tahun atau sama dengan angka rata-rata nasionalnya. Angka Melek Huruf mencapai 94,9 % atau berada di atas angka rata-rata nasionalnya yang mencapai 92,81 %. Angka partisipasi sekolahnya hampir umumnya hampir sama dengan rata-rata nasional. Walaupun demikian, terjadi penurunan angka partisipasi sekolah untuk SMP dan SMA.
5). Sulawesi Penduduk Sulawesi juga menunjukkan komposisi pendidikan yang sama dengan beberapa pulau sebelumnya. Sebagian besar (62 %) penduduknya berpendidikan SD/ MI/sederajat ke bawah. Hanya 4 % penduduknya yang mampu menempuh perguruan tinggi. Ini berarti keadaan pendidikannya juga relatif rendah.
Rata-rata lama sekolah penduduk Sulawesi mencapai 7,85 atau di bawah rata-rata nasional yang mencapai 7,9 tahun. Angka Melek huruf penduduk Sulawesi mencapai 92,5 % .
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010 Gambar 2.9 Komposisi Pendidikan Penduduk Kalimantan
74 75 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Angka Partisipasi Sekolah juga umumnya berada di atas rata-rata nasional, walaupun terjadi penurunan dengan semakin tingginya jenjang pendidikan.
6). Maluku Komposisi pendidikan penduduk Maluku menunjukkan bahwa sebagian besar (57 %) dari mereka berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. Persentase penduduk yang menempuh perguruan tinggi juga relatif rendah atau hanya 6 % dari penduduknya. Ini berarti keadaan pendidikannya relatif rendah.
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010 Gambar 2.11 Komposisi Pendidikan Penduduk Maluku
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010 Gambar 2.10 Komposisi Pendidikan Penduduk Sulawesi
76 77 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Rata-rata lama sekolah di Provinsi Maluku mencapai 8,45 tahun atau masih berada di bawah rata-rata nasional. Angka Melek Huruf mencapai 96,32% atau berada di atas rata-rata nasional. Angka Partisipasi Sekolah penduduk Maluku umumnya juga berada di atas rata-rata nasional. 7). Papua Sebagian besar (67%) penduduk Papua berpendidikan SD/MI/sederajat. Hanya sebesar 4 persen dari penduduk papua yang menempuh perguruan tinggi. Angka ini juga menunjukkan masih rendahnya pendidikan penduduk Papua.
Kondisi pendidikan di Papua umumnya masih tertinggal dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Rata-rata lama sekolah yang dicapai oleh Penduduk Papua mencapai 7,3 tahun yang berarti masih di bawah rata-rata nasional. Angka Melek Huruf mencapai 78,24 % atau berada di bawah rata-rata nasional. Angka Melek Huruf terendah terdapat di Provinsi Papua, sedangkan Provinsi Papua Barat hampir menyamai rata-rata nasional. Angka Parisipasi Sekolah juga umumnya masih berada di bawah rata-rata nasional
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010 Gambar 2.12 Komposisi Pendidikan Penduduk Papua
76 77 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Kamu telah belajar tentang komposisi pendidikan penduduk Indonesia. Diskusikan dengan temanmu tentang hal-hal berikut. 1. Mengapa tingkat pendidikan sebagian penduduk Indonesia masih rendah? Aspek Penyebab Rendahnya Tingkat Pendidikan Geografis
Ekonomi
Sosial
Budaya
2. Tunjukkan ide atau gagasan kamu bagaimana caranya agar negara kita dapat meningkatkan partisipasi pendidikannya. No. Cara Meningkatkan Partisipasi Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
3. Telusuri informasi tentang keadaan atau bentuk pendidikan dari masa Praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam yang ada di daerahmu!
Masa Bentuk Pendidikan
Praaksara
Hindu-Buddha
Islam
Aktivitas Kelompok
78 79 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
b. Komposisi Menurut Agama Negara memberikan kebebasan bagi semua penduduknya untuk memilih agama sesuai dengan keyakinannya. Kebebasan memilih tersebut merupakan Hak Azazi Manusia dan karena itu dilindungi oleh negara. Tidak diperbolehkan seseorang atau sekelompok orang memaksakan kehendaknya terhadap orang lain untuk memilih agama tertentu. Gambaran tentang pemeluk agama di Indonesia dan jumlahnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel tersebut, agama yang dianut oleh penduduk Indonesia terdiri atas Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khong Hu Chu dan lain-lain. Namun, mayoritas penduduk memeluk Agama Islam. Besarnya jumlah penduduk yang beragama Islam tidak lepas dari sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Islam masuk ke Indonesia dari Persia, India (Gujarat) dan Arab Saudi. Pada abad ke-7 pengaruh Islam masuk ke Indonesia dari Arab.
No. Agama Jumlah Persentase 1 Islam 207,176,162 87.18 2 Kristen 16,528,513 6.96 3 Katolik 6,907,873 2.91 4 Hindu 4,012,116 1.69 5 Buddha 1,703,254 0.72 6 Khong Hu Chu 117,091 0.05 7 Lainnya 299,617 0.13 8 Tidak Terjawab 139,582 0.06 9 Tidak ditanyakan 757,118 0.32 Jumlah 237,641,326 100.00
Sumber: BPS, 20110
Tabel 2.3. Agama yang Dianut oleh Penduduk Indonesia Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2010
78 79 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Pada abad ke-13 Masehi terjadi perdagangan dari Gujarat India ke Indonesia dengan membawa pengaruh Agama Islam. Masih pada abad ke-13, Islam juga masuk dari Persia (Iran) ke Indonesia. Walaupun, Agama Islam bukan agama pertama yang masuk ke Indonesia, namun agama tersebut banyak diterima oleh masyarakat Indonesia.
Gambaran lebih rinci tentang komposisi penduduk berdasarkan agama pada sejumlah pulau besar di Indonesia adalah sebagai berikut. 1) Sumatra Sebagian besar (87%) penduduk Sumatra beragama Islam. Sisanya secara berturut-turut adalah Kristen (9%), Katolik (2%), Hindu (< 1%), Budha (1%), Khong Hu Chu (1%). Diantara provinsi yang ada di Sumatra, Provinsi NAD merupakan provinsi dengan persentase penduduk muslim terbesar yang mencapai 98,19 % dari jumlah penduduknya.
http://rifafreedom.files.wordpress.com/2008/09/ mesjid-al-karomah-martapura-banjar.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/ commons/5/52/Immanuel_Church_Jakarta.JPG (a) (b)
http://1.bp.blogspot.com/-hUaYMh4bD9s/ Th8i0XwOZpI/AAAAAAAAAXk/9bHH7LsjE4/s1600/P1040907.JPG (c)
http://farm4.static.flickr. com/3400/4625191115_746764a529.jpg (d)
Gambar 2.13 Tempat Ibadah berbagai agama di Indonesia
Tempat Ibadah berbagai agama di Indonesia
80 81 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
2) Jawa dan Bali Sebagian besar (93%) penduduk Jawa dan Bali beragama Islam. Agama lainnya yang dianut penduduk Jawa dan Bali adalah Kristen (2%), Katolik (1%), Hindu (2% ), Buddha (< 1%), Khong Hu Chu (< 1%). Jawa Barat merupakan provinsi dengan persentase muslim terbesar di Jawa dan Bali yang mencapai 97% dari jumlah penduduknya. Sementara itu, provinsi dengan penduduk bergama Hindu terbesar adalah Provinsi bali yang mencapai 83,46%.
3) Nusa Tenggara Jumlah dan persentase penduduk beragama Islam di Nusa Tenggara jauh lebih kecil dibandingkan dengan di Pulau Jawa dan Sumatra. Penduduk beragama Islam di Nusa Tenggara mencapai 52%. Sisanya adalah Katolik (28%), Kristen (18%), dan Hindu (1%). Walaupun demikian, persentase penduduk beragama Islam tetap dominan di Nusa Tenggara Barat yang mencapai 96,47%. Di Nusa Tenggara Timur sebagian besar penduduknya beragama Katolik yaitu mencapai 54,14%, sedangkan yang beragama Islam hanya 9,05%.
4) Kalimantan Sebagian besar penduduk Kalimantan menganut agama Islam. Walaupun tidak sebesar pulau Sumatra dan Jawa, persentase penduduk yang memeluk agama Islam mencapai 78%, kemudian diikuti oleh Kristen sebesar 9%, Katolik 9% dan Buddha sebesar 2%. Provinsi dengan persentase penduduk beragama Islam terbesar di Kalimantan adalah provinsi Kalimantan Selatan yang mencapai 96,67% dari jumlah penduduknya. Sementara itu, Kalimantan merupakan provinsi dengan persentase penduduk Islam yang terkecil.
5) Sulawesi Pemeluk agama Islam di Sulawesi mencapai 81 % dari jumlah penduduknya. Pemeluk agama lainnya adalah Kristen (16 %), Katolik (2 %), Hindu (1 %), dan Buddha serta Khong Hu Chu (<1%).
80 81 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Di antara provinsi yang ada, Provinsi Gorontalo merupakan provinsi dengan persentase pemeluk agama Islam terbesar yang mencapai 97,81 dari jumlah penduduknya. Sementara itu, Provinsi Sulawesi Tengah memiliki pemeluk agama Islam paling kecil yaitu 77,72 % dari jumlah penduduknya.
6) Maluku Pemeluk Agama Islam di Maluku mencapai 60 % dari jumlah penduduknya. Diantara provinsi yang ada di Maluku, Provinsi Maluku Utara memiliki persentase pemeluk agama Islam lebih besar dibandingkan Provinsi Maluku yang mencapai 50,61 % dari jumlah penduduknya .
7) Papua Wilayah Papua terdiri atas dua provinsi yaitu Papua Barat dan Papua. Sebagian besar penduduknya beragama Kristen yang mencapai 63 % dari jumlah penduduknya. Pemeluk agama Islam di wilayah Papua hanya mencapai 21 % atau paling kecil dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Agama lainnya yang ada di Papua adalah Katolik, Hindu, Buddha dan Khong Hu Chu.
Kamu telah belajar tentang agama yang ada di Indonesia. Kerjakanlah tugastugas berikut ini. 1. Perhatikan gambar 2.13! Tulislah nama tempat ibadah dan nama agama yang menggunakannya. isilah sesuai dengan simbol yang ada pada gambar 2.13. Nama Tempat Ibadah Pemeluk Agama yang Menggunakannya (a) (b) (c)
Aktivitas Kelompok
82 83 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Kamu telah mempelajari komposisi penduduk Indonesia berdasarkan agama. Selanjutnya lakukanlah kegiatan berikut ini. 1. Perhatikan Peta Indonesia di bawah ini! Peta tersebut belum memberikan informasi kepada pembacanya. Tugas kamu adalah mengisi peta tersebut dengan informasi agama yang dominan pada suatu pulau. 2. Beri warna yang berbeda (jika tidak memungkinkan bisa juga dengan simbo arsiran) pada pulau-pulau utama di Indonesia sesuai dengan agama yang paling banyak dipeluk oleh penduduknya. Misalnya warna biru untuk pulau yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, warna kuning untuk Kristen, warna hijau untuk Buddha dan seterusnya. 3. Carilah informasi tentang persentase pemeluk agama tersebut pada materi yang telah diuraikan sebelumnya atau dari sumber lainnya. 4. Lengkapi pula legendanya sesuai dengan warna atau arsiran yang dipilih.
Aktivitas Individu
2. Berikan ide atau gagasan kreatif agar terjadi kerukunan antarumat beragama di lingkungan sekitarmu. No. Ide atau Gagasan
1.
2.
3.
4.
82 83 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
c. Komposisi Menurut Bidang Usaha Aktivitas perekonomian negara akan tergambar dari bidang usaha yang digeluti oleh penduduknya. Negara-negara miskin dan berkembang biasanya lebih banyak dari penduduknya yang bekerja dalam bidang usaha pertanian, sebaliknya negara maju lebih banyak penduduknya yang bekerja dalam bidang perdagangan, jasa, dan industri. Penduduk Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan lapangan pekerjaannya menjadi pertanian, industri, konstruksi, perdagangan, transportasi, keuangan, jasa kemasyarakatan, dan lainnya. Gambaran tentang jumlah bidang usaha yang digeluti oleh penduduk dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2004 dan 2012
No. Lapangan Pekerjaan Utama 2004 % 2012 %
1
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan
40.608.019 43,3 38.882.134 35.1 2 Pertambangan dan Penggalian 1.034.716 1.1 1.601.019 1.4 3 Industri 11.070.498 11.8 15.367.242 13.9 4 Listrik, Gas dan Air 228.297 0.2 248.927 0.2 5 Konstruksi 4.540.102 4.8 6.791.662 6.1 6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 19.119.156 20.4 23.155.798 20.9 7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5,480,527 5.8 4,998,260 4.5
8
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
1,125,056 1.2 2,662,216 2.4
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 10,515,665 11.2 17,100,896 15.4 10 Lainnya - 0.0 - Total 9 3,722,036 100.0 110,808,154 100.0
84 85 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Berdasarkan data dari BPS tahun 2012, tampak bahwa sebagian besar penduduk Indonesia masih bekerja pada sektor pertanian yang mencapai angka 38.882.134 orang atau 35,1 % dari total penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja. Jumlah tertinggi berikutnya secara berturutturut adalah perdagangan 22,21 juta orang (20,68 %), jasa kemasyarakatan 15,62 juta orang (14,54 %) dan seterusnya. Adapun gambaran komposisi penduduk berdasarkan bidang usaha sebagai di Indonesia pada sejumlah pulau utamanya adalah sebagai berikut.
1) Sumatra Sebagian besar penduduk Sumatra bekerja dalam sektor pertanian. Lahan pertanian yang luas dan belum berkembangnya aktivitas perekonomian di luar sektor pertanian, membuat sebagian penduduk masih memilih bekerja di sektor pertanian. Disamping itu, sebagian besar penduduk memiliki pendidikan yang rendah. Walaupun demikian, Propinsi Riau merupakan pengecualian karena sebagian besar penduduknya justru memperoleh pendapatan dari sektor non pertanian.
2) Jawa dan Bali Sebagian besar penduduk Jawa dan Bali bekerja di sektor pertanian dan perdagangan. Walaupun demikian, keadaannya agak berbeda dengan pulau Sumatra. Penduduk Jawa dan Bali yang bekerja di sektor pertanian lebih rendah persentasenya dibandingkan dengan Penduduk Pulau Sumatra. Mengapa demikian?
Apakah beda antara petani di Indonesia dan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat? Petani di Indonesia lahannya sangat sempit (1/3 hektar di Jawa), sedangkan di Amerika Serikat seorang petani bisa memiliki lahan puluhan hektar. Di Amerika para petani menggunakan teknologi modern untuk menggarap lahannya, sedangkan di Indonesia banyak yang masih menggunakan teknologi tradisional.
Wawasan
84 85 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Tentu saja karena sektor perdagangan dan industri di Pulau Jawa dan Bali jauh lebih berkembang dibandingkan Pulau Sumatra. Sektor perdagangan berkembang hampir di setiap provinsi terutama di DKI Jakarta, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta dan Bali.
3) Nusa Tenggara Seperti halnya Sumatra dan Jawa, penduduk Nusa Tenggara sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Bahkan, persentasenya mencapai 57 % yang berarti lebih besar dari Sumatra apalagi Jawa. Keadaan ini terjadi karena sektor lainnya belum berkembang seperti halnya di Pulau Jawa dan Bali. Sektor lainnya yang cukup berkembang adalah perdagangan dan jasa kemasyarakatan. Jika dibandingkan, penduduk yang bekerja di luar sektor pertanian lebih berkembang di Nusa Tenggara Barat daripada Nusa Tenggara Timur. Di Nusa Tenggara Barat telah berkembang sektor pariwisata yang menawarkan keindahan alam dan budaya. Posisinya yang dekat dengan Bali juga sangat mendukung berkembangnya sektor tersebut, sehingga banyak wisatawan dari Bali yang sengaja berkunjung ke Nusa Tengara Barat.
4) Kalimantan Hampir separuh penduduk Kalimantan bekerja di sektor pertanian. Bahkan, lebih separuh penduduk Kalimantan Barat dan Tengah bekerja pada sektor pertanian. Walaupun demikian, sektor perdagangan, rumah makan, hotel dan jasa masyarakat juga mulai berkembang. Hal tersebut terutama terjadi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
5) Sulawesi Jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2012 di Sulawesi mencapai 7,79 juta orang. Sebagian besar wilayah Sulawesi merupakan wilayah agraris, sehingga sektor pertanian masih menjadi pilihan sebagian besar penduduknya. Kesempatan kerja di perdesaan masih lebih banyak tersedia dibandingkan di perkotaan. Sektor lainnya yang mulai berkembang adalah perdagangan, rumah makan, hotel, dan jasa masyarakat. Sebagian besar dari penduduk yang bekerja di Sulawesi
86 87 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
memiliki pendidikan yang rendah karena merupakan tamatan pendidikan dasar dan menengah.
6) Maluku Sektor pertanian merupakan sektor paling dominan di Maluku. Sektor perdagangan, rumah makan, hotel dan jasa juga telah berkembang, terutama di provinsi Maluku. Sama dengan provinsi lainnya, sebagian dari penduduk yang bekerja, memiliki pendidikan yang rendah yaitu tamatan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
7) Papua Penduduk yang bekerja di Papua mencapai 1,9 juta orang. Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor pertanian. Lahan yang sangat luas di Papua masih memungkinkan untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian. Karena itu, lapangan kerja masih terbuka di perdesaan dibandingkan di perkotaan. Sektor lainnya yang mulai berkembang adalah sektor perdagangan, rumah makan, hotel dan jasa.
d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Wilayah Geografis Desa dan Kota Secara geografis, penduduk dapat dibagi berdasarkan lokasi tempat tinggalnya di desa atau kota. Lokasi tempat tinggal penduduk tersebut dapat menjadi ciri dari perkembangan ekonomi suatu negara. Biasanya, sebagian besar penduduk negara-negara maju tinggal di perkotaan, sebaliknya dengan negara-negara miskin dan berkembang.
Negara-negara berikut memiliki persentase penduduk kota mencapai 100% yaitu China Hongkong, China Macao, Singapura, Puerto Rico, Naru, Malta, Bahrain, dan Qatar. Sumber: Population Reference Bureau, 2012
Wawasan
86 87 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan terjadi karena pertambahan alami (selisih antara kelahiran dan kematian) serta berpindahnya penduduk desa ke kota dengan alasan utama untuk memperoleh pekerjaan di kota. Kota memberikan peluang lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih menjanjikan dari sisi pendapatannya dibandingkan dengan desa sehingga makin banyak orang berpindah ke kota. Oleh karena itu, motif ekonomi cenderung dominan dalam peristiwa perpindahan penduduk dari desa ke kota. Bahkan, sejumlah negara memiliki penduduk yang semuanya tinggal di kota. Negara-negara berikut memiliki persentase penduduk kota mencapai 100% yaitu China Hongkong, China Macao, Singapura, Puerto Rico, Nauru, Malta, Bahrain, dan Qatar. Masyarakat kota tentu berbeda ciri-cirinya jika dibandingkan dengan masyarakat desa. Secara umum, perbandingan ciriciri masyarakat desa dan kota dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (2002) dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Aspek Masyarakat Desa Masyarakat Kota
Lingkungan alam Bergantung pada alam Tidak bergantung pada subur tidaknya keadaan alam Mata pencaharian Petani, nelayan, dan peternak Beraneka ragam sesuai dengan keahlian atau keterampilan penduduknya Ukuran komunitas Lebih kecil dibandingkan dengan masyarakat kota Sangat padat dan heterogen Stratifikasi sosial Dilihat dari kepemilikan tanah dan bangsawan Dilihat dari ukuran kekayaan, pendidikan, dan status sosial Mobilitas sosial Relatif kecil karena masyarakat pedesaan sifatnya homogen Dinamis karena masyarakat heterogen
Tabel 2.5 Perbandngan Ciri Masyarakat Desa dan Kota
88 89 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Perbandingan atau komposisi penduduk desa-kota di Indonesia menunjukkan hampir berimbang dari sisi jumlah. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk pedesaan mencapai 119.321.070 jiwa (50,21%) dan penduduk perkotaan mencapai 118.320.256 jiwa (49,79%). Ini berarti banyak penduduk tertarik tinggal di kota atau karena banyak desa sudah berubah menjadi kota (perubahan status desa secara administratif).
0 komentar
Posting Komentar