Sabtu, 05 November 2016

C. Mobilitas Penduduk Antar Wilayah di Indonesia



Perbedaan karakteristik antar ruang mendorong manusia untuk melakukan mobilitas penduduk dari wilayah yang satu ke wilayah lainnya. Mobilitas tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak tersedia atau terpenuhi di daerah asalnya. Mobilitas antar wilayah ini juga memungkinkan penduduk untuk melakukan hubungan sosial, ekonomi dan budaya dengan penduduk di daerah lainnya, sehingga sangat mendukung pembangunan dan persatuan serta kesatuan suatu negara. Karena itu, pemerintah Indonesia berupaya menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung mobilitas penduduk antar wilayahnya.  Selain itu, dikembangkan pula lembaga sosial untuk mengatur kehidupan masyarakatnya.
1. Pengertian dan Bentuk Mobilitas Penduduk. Perbedaan karakteristik ruang dan sumber daya yang dimiliki pada berbagai wilayah di Indonesia  mendorong penduduk untuk melakukan mobilitas penduduk.  Pergerakan tersebut mencakup pula pergerakan sumber daya berupa barang atau komoditas antar ruang. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu tempat  ke tempat lainnya. Mereka melakukan mobilitas untuk memperoleh sesuatu yang tidak tersedia di daerah asalnya. Alasan tersebut sangat beragam tetapi umumnya karena alasan ekonomi. Mobilitas penduduk ada yang bersifat sementara dan ada pula yang bersifat permanen. Mobilitas penduduk yang sifatnya sementara dapat dibedakan menjadi komutasi dan sirkulasi. Mobilitas penduduk yang sifatnya menetap atau permanen disebut migrasi. 
a. Komutasi
Komutasi  adalah perpindahan penduduk yang sifatnya sementara pada hari yang sama.  Bentuk mobilitas penduduk ini dikenal juga dengan istilah nglaju atau ulang-alik. Orang yang melakukan komutasi disebut komuter. Biasanya pada pagi hari banyak penduduk yang tinggal di daerah pinggiran kota melakukan mobilitas ke pusat kota  untuk bekerja. Pada sore atau malam hari, penduduk tersebut pulang 
90 91 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
kembali ke rumahnya di pinggiran kota.  Pemandangan seperti ini  dapat kamu temui di hampir semua kota, baik di Indonesia maupun negara lainnya. Sebagai contoh banyak penduduk dari daerah sekitar Jakarta tinggal di wilayah sekitar Jakarta seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok . Pada pagi hari penduduk dari wilayah sekitar Jakarta berangkat kerja ke Jakarta dan sore atau malam harinya mereka kembali.
b. Sirkulasi
Selain komutasi, mobilitas penduduk sementara ada juga yang melakukannya dengan menginap di tempat tujuan selama satu atau beberapa hari. Istilah untuk jenis mobilitas seperti ini adalah sirkulasi. Sebagian penduduk tidak pulang pada hari yang sama tetapi harus menginap di tempat tujuan. Hal ini dilakukan umumnya karena jauhnya jarak untuk pulang ke daerah asalnya dan atau untuk menghemat biaya perjalanan dan sejumlah alasan lainnya. Banyak penduduk desa yang bekerja di kota tidak kembali pada hari yang sama tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.  
c. Migrasi  Penduduk
Migrasi Penduduk dapat dibedakan menjadi migrasi internal dan internasional. Migrasi internal adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam satu negara. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk 
Sumber: http://statik.tempo.co/data/2013/04/02/id_175425/175425_620.jpg Gambar 2.16 Suasana pada salah satu moda transportasi pengangkut komuter
90 91 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
antar negara. Migrasi internal yang terjadi di Indonesia dapat dibedakan menjadi urbanisasi dan transmigrasi. 
1) Urbanisasi  atau Migrasi penduduk desa-kota Migrasi penduduk dapat terjadi dari desa menuju kota. Jenis migrasi seperti ini disebut urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.   Urbanisasi terjadi ketika ada ketimpangan pembangunan antara desa dengan kota. Aktivitas di desa jauh lebih lambat dibandingkan dengan kota, sehingga terjadi ketimpangan ekonomi, sosial, dan budaya antara desa dengan kota. Akibatnya  penduduk desa banyak yang tertarik untuk pindah ke kota dengan sejumlah fasilitas yang ditawarkannya. 
Urbanisasi dapat terjadi karena adanya dua faktor utama yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Adapun penjelasan dari kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut. 
Faktor pendorong 1. Makin sempitnya lahan pertanian di pedesaan karena  semakin banyaknya penduduk dan permukimannya.
Sumber:http://2.bp.blogspot.com/-zcQsRcsVAl0/T-Fem6jn2DI/ AAAAAAAAAJo/41guXbCLFLU/s1600/LuasPasarModern.jpg Gambar 2.17 Aktivitas Perekonomian di Kota yang berkembang karena urbanisasi
92 93 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Makin kecilnya luas pemilikan lahan pertanian,  sehingga hasil pertaniannya tidak mampu memenuhi  kebutuhan hidup penduduk. 3. Upah kerja di desa yang jauh lebih kecil dibandingkan  dengan di kota. 4. Meningkatnya jumlah tenaga kerja di pedesaan  sementara lapangan kerja hanya terbatas pada bidang  pertanian yang semakin sempit luasnya. 5. Adanya harapan penduduk desa untuk meningkatkan  taraf hidupnya. 6. Fasilitas sosial seperti lembaga pendidikan, tempat  hiburan, rumah sakit, dan fasilitas lainnya jarang atau  tidak ditemukan di desa. 
Faktor Penarik 1. Lapangan kerja di kota jauh lebih beragam dibandingkan  dengan di desa yang umumnya hanya pertanian. 2. Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai. 3. Tersedianya fasilitas hiburan, olah raga, kesehatan  dan rekreasi yang beragam. 4. Tersedianya fasilitas transportasi dan komunikasi yang  memadai di perkotaan.
Urbanisasi membawa dampak positif dan dampak negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan maupun bagi kota yang menjadi tujuannya. Dampak positif urbanisasi adalah: 1. Terpenuhinya kebutuhan akan tenaga kerja di kota. 2. Meningkatkan taraf kehidupan  penduduk desa karena  sebagian pendapatannya kembali ke desa. 3. Mengurangi  pengangguran di desa karena sebagian  penduduknya bekerja di kota. 4. Semakin berkembangnya aktivitas perekonomian di  kota karena banyak penduduk desa yang membuka  usaha di kota.
Selain dampak positif, urbanisasi juga dapat menimbulkan dampak negatif. Adapun dampak negatif urbanisasi adalah:
92 93 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Berkurangnya tenaga kerja di desa yang masih  produktif dan mau bekerja dalam bidang pertanian 2. Berkurangnya tenaga kerja yang memiliki keterampilan  dan pendidikan yang tinggi di desa 3. Aktivitas pertanian cenderung kurang berkembang  karena kurangnya tenaga kerja muda yang masih  produktif dan berpendidikan. 4. Banyaknya tindak kejahatan di perkotaan 5. Meningkatnya pengangguran di kota karena sebagian  urbanisan kesulitan memperoleh pekerjaan di kota 6. Berkembangnya permukiman kumuh di kota 7. Munculnya masalah kemacetan karena makin  banyaknya orang yang malakukan mobilitas 8. Munculnya masalah lingkungan seperti masalah  sampah karena sebagian penduduk yang pindah ke  kota belum bisa menyesuaikan diri dengan cara hidup  di kota.
2) Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang kurang padat. Orang yang melakukan transmigrasi disebut transmigran. Transmigrasi adalah bentuk migrasi penduduk yang khas Indonesia karena tidak dijumpai di daerah lainnya. Di Indonesia transmigrasi  dilakukan oileh pemerintah karena makin besarnya jumlah penduduk di wilayah tertentu, khususnya di Pulau Jawa dan 
sumber : http://statks.kidsklik.com/statics/ files/2013/09/1379763044600506927.jpg Gambar 2.19 Kemacetan di perkotaan sebagai salah satu dampak urbanisasi
sumber :http://i.okezone.tv/ photos/2013/01/04/8393/52049_large. jpg Gambar 2.18 Permukiman Kumuh dan Kemacetan sebagai  dampak dari urbanisasi
94 95 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Bali.  Sementara itu, penduduk di luar Jawa masih sedikit dan lahannya masih sangat luas. Program transmigrasi di Indonesia dimulai sejak pemerintah Indonesia memindahkan warga masyarakat Sukadana Kecamatan Bagelen ke Lampung pada tanggal 12 Desember 1950. Sebelumnya sejak tahun 1905 telah terjadi perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke daerah lainnya di luar Jawa. Pada saat itu, pemindahan penduduk dilakukan oleh Belanda dengan istilah kolonisasi. Tujuannya adalah untuk dipekerjakan sebagai tenaga kerja perkebunan dan pertambangan. Daerah asal transmigrasi terdiri atas Jawa Barat (Bogor, Purwakarta dan Sukabumi), Jawa Tengah (Surakarta), Jawa Timur (Bondowoso, Pasuruan, Situbondo dan Sampang), Yogyakarta, dan Lampung (Pasawaran dan Lampung Utara).  Daerah tujuan transmigrasi diantaranya Sumatra Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Maluku.
Sumber: krisdinar.wordpress.com Gambar 2.20  Salah satu daerah transmigrasi di Kabupaten Batanghari Jambi
94 95 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Kamu telah mempelajari mobilitas penduduk di Indonesia, khususnya transmigrasi. Selanjutnya lakukanlah kegiatan berikut ini. 1. Bagi kelas kalian menjadi 5 kelompok. 2. Perhatikan Peta Indonesia di bawah ini! Peta tersebut belum memberikan informasi kepada pembacanya. Tugas kamu adalah mengisi peta tersebut dengan data daerah asal dan daerah tujuan transmigrasi seperti yang telah diuraikan pada buku ini. 3. Beri warna yang berbeda sesuai dengan klasifikasinya, misalnya warna merah untuk provinsi asal  transmigrasi, warna biru untuk propinsi tujuan transmigrasi dan warna hijau daerah bukan tujuan transmigrasi dan daerah asal transmigrasi. 4. Carilah informasi lebih rinci tentang masing-masing daerah asal dan daerah tujuannya. Misalnya ke mana sajakah daerah tujuan dari transmigran asal Jawa Barat. Informasi dapat kalian peroleh dari lembaga pemerintah maupun internet. 5. Buatlah simbol panah untuk menunjukkan arah dari daerah asal ke daerah tujuan. 6. Lengkapi peta dengan legenda.
Aktivitas Kelompok
96 97 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Sarana dan Prasarana Mobilitas Penduduk. Mobilitas antarwilayah di Indonesia tidak dapat dilakukan tanpa adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Untuk mendukung mobilitas penduduk antarwilayah, pemerintah membangun sarana jalan dan jembatan, kapal laut dan pesawat. Dengan tersedianya sarana tersebut, interaksi sosial, budaya, ekonomi antarpenduduk dapat berjalan dengan baik dan akan memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia. Sarana jalan telah dibangun di berbagai daerah di Indonesia. Namun, karena intensitas penggunaan jalan lebih banyak di Pulau Jawa, jaringan jalan di Pulau Jawa lebih baik dibandingkan dengan jaringan jalan di pulau lainnya. Ini terjadi karena penduduk jauh lebih banyak di pulau tersebut dibandingkan dengan pulau lainnya. Gambaran tentang jaringan jalan di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2011, menunjukkan bahwa total panjang jalan di Indonesia mencapai 496.607 km, terdiri atas  jalan negara sepanjang 38.570 km,  jalan provinsi sepanjang 53.642 km,  jalan kabupaten sepanjang 404.395 km. Ini berarti jalan kabupaten jauh lebih panjang dibanding jalan provinsi dan negara.  
No Jalan Menurut Kewenangan Panjang jalan (km)
Jalan Negara 38.570
Jalan Provinsi 53.642
Jalan Kabupaten 404.395
Total 496.607
Tabel 2.6 Panjang Jalan Dirinci Menurut Tingkat Kewenangan di Indonesia Tahun 2011
Sumber:  BPS 2011
96 97 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Gambar 2.22 Sarana Transportasi Kapal Laut Sumber: http://infobisnis.co/khusus/images/kapal-rororrr.jpg
Jaringan jalan ini sangat penting dalam mendukung aktivitas sosial ekonomi penduduk. Selain jalan raya, terdapat pula jalan kereta api. Jalan kereta api di Indonesia hanya tersedia di dua pulau yaitu di Jawa dan Sumatra. 
Karena jumlah penduduk dan aktivitasnya yang besar, maka jalan kereta api di Jawa jauh lebih padat dibanding dengan Pulau Sumatra.  Berdasarkan data BPS tahun 2011, jumlah penumpang yang menggunakan jasa kereta api mencapai 199 juta penumpang. Jumlah barang yang dimuat dengan menggunakan jalur kereta api mencapai 20.438.000 ton. Sarana perhubungan lainnya yang dikembangkan oleh Indonesia adalah sarana transportasi laut. Sarana ini dikembangkan karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang satu dengan lainnya terpisah oleh lautan. Agar interaksi antar pulau  berjalan dengan baik, maka pemerintah terus meningkatkan  prasarana transportasi lautnya.
Sumber: http://www.bbj.or.id/wp-content/uploads/2012/05/kereta-api11.jpg Gambar 2.21 Sarana Transportasi Kereta Api
98 99 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Kapal laut memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesawat dari segi jumlah penumpang dan barang yang mampu diangkutnya. Bahkan, untuk mengangkut barang dalam jumlah besar, misalnya bahan tambang dan  mobil, maka kapal laut menjadi pilihan satusatunya. Berdasarkan data dari BPS tahun 2011, jumlah muatan barang yang diangkut oleh kapal-kapal antar pulau di Indonesia mencapai 238.940.000 ton, sedangkan aktivitas bongkar mencapai 284.292.000 ton. Jumlah penumpang yang diangkut oleh kapal laut mencapai 19.996.800 orang. 
Kapal laut dapat dibedakan menjadi kapal Ro-Ro adalah kapal yang dapat memuat kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga (Wikipedia). Kapal ini banyak digunakan untuk penyeberangn antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatra, Pulau Jawa dengan Pulau Madura dan Pulau Jawa dengan Pulau Bali
Wawasan
Gambar 2.23 Rute Pelayaran di Indonesia
Sumber: PELNI
98 99 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Di manakah bandara tersibuk di dunia? Airport Council International menentukan bahwa Bandara HartsfieldJackson di Atlanta, Amerika sebagai bandara tersibuk di dunia. Berikutnya adalah Bandara Internasional Beijing, kemudian Bandara Heathrow-London. Bandara Soekarno-Hatta menempati urutan ke-11. Sumber: http://id.berita.yahoo.com Wawasan
Kamu telah belajar tentang potensi alam dan mobilitas penduduk antarwilayah. Selanjutnya, perhatikan peta rute pelayaran di Indonesia! Jika kamu akan melakukan perjalanan dengan menggunakan sarana angkutan laut dari dan menuju tempat-tempat berikut ini, tentukanlah jalur yang harus dilewati untuk sampai ke tempat tujuan.
Keberangkatan Tujuan Rute yang Dilewati
Menado Pekanbaru
Padang Palangkaraya
Surabaya Ambon
Lombok Sorong
Gorontalo Natuna
Aktivitas Kelompok
100 101 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
 Sarana transportasi berikutnya adalah tranportasi udara. Keadaan geografis Indonesia yang terjadi atas kepulauan dan urutan Transportasi udara semakin menjadi pilihan masyarakat Indonesia, terutama kelompok masyarakat menengah ke atas.  Sarana transportasi tersebut memiliki keunggulan dalam hal kecepatan. Namun,  kelemahannya adalah harga tiket yang  belum terjangkau oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Pemerintah berupaya membangun sarana prasarana transportasi udara dengan membangun pelabuhan di sejumlah daerah.  Pesawat udara juga terus ditingkatkan jumlah dan kualitasnya sesuai kebutuhan dengan mengikutsertakan pihak swasta. Sejumlah rute baru juga terus ditambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan membuka keterisolasian suatu wilayah. Pemanfaatan sarana transportasi udara tidak hanya untuk mengangkut penumpang tetapi juga barang dengan jumlah terbatas. Adapun gambaran tentang penggunaan pesawat di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini. 
Gambar 2.24 Sarana Transportasi Udara Sumber: http://jelajahbelitung.com/wp-content/uploads/2012/09/
100 101 Kelas VII SMP/MTs  Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
  Berdasarkan tabel tersebut, tampak bahwa jumlah pada tahun 2011 jumlah keberangkatan pesawat di Indonesia mencapai 671.953  unit dan mampu mengangkut penumpang sebesar 59.275.637 orang.  Angka kedatangan pesawat juga tidak jauh berbeda dengan angka kedatangannya. Sementara itu, jumlah   muatan barang mencapai 463.507 ton. Adapun rute penerbangan di Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut ini :

0 komentar

Posting Komentar