Indonesia terdiri atas ribuan pulau sehingga disebut negara kepulauan. Pulau-pulau di Indonesia dikelilingi oleh lautan sehingga penduduk di setiap pulau hidup dan menetap terpisah satu sama lain. Selanjutnya, penduduk membentuk suku sendiri-sendiri. Setiap suku memiliki kebiasaan hidup dan adat istiadat yang berbeda. Perbedaan kebiasaan hidup umumnya dipengaruhi oleh lingkungan alam tempat mereka tinggal. Lama-kelamaan kebiasaan hidup dan adat istiadat menjadi budaya yang diwariskan kepada generasi penerusnya secara turun-temurun dan terus dilestarikan hingga saat ini. Berikut ini beberapa hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa lalu.
1. Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara
a. Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
1) Kapak Perimbas Kapak perimbas adalah sejenis kapak yang digenggam dan berbentuk masif. Kapak ini tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara menggenggam. Alat ini berupa batu yang dibentuk menjadi semacam kapak. Teknik pembuatannya masih kasar, dan tidak mengalami perubahan dalam waktu yang panjang, bagian tajam kapak jenis ini hanya pada satu sisi. Tempat ditemukannya antara lain di Lahat (Sumatra Selatan), Kamuda (Lampung), Bali, Flores, Timor, Punung (Pacitan, Jawa Timur), Jampang Kulon (Sukabumi, Jawa Barat), Parigi, Tambangsawah (Bengkulu).
2) Kapak Penetak Kapak penetak dibuat dari fosil kayu. Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas, bagian tajamnya berliku-liku. Kapak penetak ini bentuknya lebih besar daripada kapak perimbas dan cara pembuatannya masih kasar. Kapak ini berfungsi untuk membelah kayu, pohon, bambu, atau disesuaikan dengan kebutuhannya. Kapak penetak ini ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia.
226 227 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
3) Pahat Genggam Pahat genggam dibuat dari kalsedon dan fosil kayu, berukuran sedang dan kecil. Pahat genggam memiliki bentuk yang lebih kecil dari kapak genggam. Para ahli menafsirkan bahwa pahat genggam mempunyai fungsi untuk menggemburkan tanah. Alat ini digunakan untuk mencari umbiumbian yang dapat dimakan. 4) Alat Serpih Alat serpih merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam. Alat tersebut berfungsi sebagai serut, gurdi, penusuk, dan pisau. Tempat ditemukannya alat serpih ini antara lain di Punung (Pacitan, Jawa Timur), Sangiran, Ngandong (lembah Sungai Bengawan Solo), Gombong (Jawa Tengah), Lahat, Cabbenge, dan Mengeruda (Bagian Barat Flores, NTT).
5) Alat-Alat dari Tulang Alat-alat dari tulang dibuat dari tulang-tulang binatang buruan, seperti tanduk menjangan, duri ikan pari, ada kemungkinan digunakan sebagai mata tombak. Alat-alat itu ditemukan di Gua Lawang di daerah Gunung Kendeng, Bojonegoro. Di gua-gua di daerah Tuban (Gua Gedeh dan Gua Kandang) ditemukan alat-alat dari kulit kerang berbentuk sabit (lengkung).
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I Gambar 4.22 Alat serpih yang ditemukan di daerah Pacitan, Jawa timur
226 227 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
b. Hasil Kebudayaan Masa Bercocok Tanam
1) Beliung Persegi/Kapak Persegi Beliung persegi merupakan alat dengan permukaan memanjang dan berbentuk persegi empat. Seluruh permukaan alat tersebut telah digosok halus, kecuali pada bagian pangkal yang digunakan untuk tempat ikatan tangkai. Sisi pangkal diikat pada tangkai, sisi depan diasah sampai tajam.
2) Kapak Lonjong Kapak lonjong merupakan alat berbentuk lonjong dengan pangkal agak runcing dan melebar pada bagian tajamannya. Seluruh permukaan alat tersebut telah digosok halus. Sisi pangkal agak runcing dan diikat pada tangkai. Sisi depan lebih melebar dan diasah sampai tajam pada kedua sisinya sehingga menghasilkan bentuk tajaman yang simetris. Inilah yang membedakannya dengan beliung persegi. Alat ini di Indonesia ditemukan hanya terbatas di daerah bagian timur, yaitu di Sulawesi, Sangihe Talaud, Flores, Maluku, Leti, Tanimbar, dan Papua.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I Gambar 4.23 Beliung persegi yang ditemukan di daerah Pasir Angin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Gambar 4.24 Kapak lonjong yang ditemukan di daerah Sentani, Jayapura, Papua.
228 229 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
3) Mata Panah Mata panah mencerminkan kehidupan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Mata panahbanyak ditemukan di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Tempat-tempat penemuan mata panah di Jawa Timur antara lain adalah di Sampung (Gua Lawa), Tuban (Gua Gede dan Gua Kandang), Besuki (Gua Petpuruh), dan Bojonegoro (Gua Keramat). Di Sulawesi Selatan, alat ini antara lain ditemukan di beberapa gua di Pegunungan Kapur Bone (Gua Cakondo, Tomatoa Kacicang, Ara, Bola Batu, Pattae) dan di beberapa gua di Pegunungan Kapur Maros dan sekitarnya. Ada perbedaan bentuk antara mata panah di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Mata panah di Sulawesi Selatan biasanya berukuran kecil dan tipis. Penyiapan bentuk tidak dikerjakan pada seluruh permukaan, hanya pada bagian tajamnya. Di Jawa Timur, mata panah dibuat jauh lebih teliti, pada umumnya berbentuk segitiga dengan rata-rata ketebalan 1 cm. Bagian ujung dan tajamannya ditatah dari dua arah sehingga menghasilkan tajaman yang bergerigi atau berliku-liku dan tajam.
4) Gerabah Gerabah terbuat dari tanah liat yang dibakar. Pada masa bercocok tanam, alat ini dibuat secara sederhana. Semua dikerjakan dengan tangan. Gerabah ditemukan di daerah Kendenglembu (Banyuwangi), Klapadua (Bogor), Serpong (Tanggerang), Bali, Kalumpang dan Minanga Sipakka (Sulawesi) serta beberapa daerah lain di Indonesia.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I Gambar 4.25 Anak panah yang ditemukan di Desa Nampol, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
228 229 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
5) Perhiasan Pada masa bercocok tanam, sudah dikenal perhiasan berupa gelang yang terbuat dari batu dan kerang. Perhiasan seperti ini umumnya ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
6) Bangunan Megalitik Megalitik berasal dari kata mega yang artinya besar, dan lithos yang artinya batu.Tradisi pendirian bangunan-bangunan megalitik selalu didasarkan pada kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati. Jasa dari seseorang yang telah meninggal diabadikan dengan mendirikan bangunan batu besar yang menjadi medium penghormatan.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I Gambar 4.26 Gerabah yang ditemukan di pantai Gilimanuk, Bali.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I Gambar 4.27 Gelang batu yang ditemukan di Jawa Barat.
230 231 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Gambar 4.29 Kubur dolmen dalam perkampungan di daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Bangunan-bangunan batu tersebut dapat berupa menhir, dolmen, punden berundak, waruga, sarkofagus, dan kubur batu. Peninggalan kebudayaan ini banyak terdapat di Nias, Flores, Sumba, dan Toraja.
a) Menhir Menhir adalah bangunan berupa batu tegak atau tugu yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau tanda peringatan untuk orang yang telah meninggal.
b) Dolmen Dolmen adalah bangunan berupa meja batu, terdiri atas batu lebar yang ditopang oleh beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat persembahan untuk memuja arwah leluhur. Di samping sebagai tempat pemujaan, dolmen juga berfungsi sebagai pelinggih, tempat duduk untuk kepala suku atau raja. Dolmen ditemukan bersama dengan kubur batu.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Gambar 4.28 Menhir di Toraja, Sulawesi Selatan.
230 231 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
c) Kubur peti batu Kubur peti batu adalah tempat menyimpan mayat. Kubur peti batu ini dibentuk dari enam buah papan batu, dan sebuah penutup peti. Papan-papan batu itu disusun secara langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih dahulu, dan biasanya diletakkan membujur dengan arah timur-barat. Kubur peti batu terdapat di Tegurwangi (Sumatra Selatan), Wonosari (DI Yogyakarta), dan Jawa Barat.
d) Sarkofagus Sarkofagus adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. e) Waruga Waruga merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil. Bentuknya kubus dan bulat. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah. f) Punden berundak Punden berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan tanjakan kecil. Punden berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Sumber: http://sainsteknologi.webs.com/budaya.htm Gambar 4.30 Peti Kubur Batu
232 233 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
c. Hasil Kebudayaan Masa Perundagian 1) Nekara Nekara ialah semacam tambur besar dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Pada nekara, terdapat pola hias yang beraneka ragam. Pola hias yang dibuat ialah pola binatang, geometrik, gambar burung, gambar gajah, gambar ikan laut, gambar kijang, gambar harimau, dan gambar manusia. Dengan hiasan yang demikian beragam, nekara memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Nekara sering digunakan untuk upacara mendatangkan hujan. Nekara ditemukan antara lain di Jawa, Sumatra, Bali, Kepulauan Kei, dan Papua.
2) Moko Bentuk moko menyerupai nekara yang lebih ramping. Bidang pukulnya menjorok keluar, bagian bahu lurus dengan bagian tengah yang membentuk silinder dan kakinya lurus serta melebar di bagian bawah. Moko banyak terdapat di Pulau Alor. 3) Kapak Perunggu Kapak perunggu terklasifikasi dalam tiga golongan, yaitu kapak corong (kapak sepatu), kapak upacara, dan tembilangan atau tajak. Kapak ini disebut kapak corong karena bagian atasnya berbentuk corong yang sembirnya belah. Ke dalam corong itu dimasukkan tangkai kayu yang menyiku pada bidang kapak. Kapak tersebut disebut juga kapak sepatu karena hampir mirip dengan sepatu.
(a) Nekara Bulan Pejeng yang tersimpan di Pura Penataran Sasih, Kabupaten Gianyar, Bali
(b) Bidang pukul nekara Bulan Pejeng
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Gambar 4.31 Nekara
232 233 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Bentuknya bulat, panjang sisinya, dan terbuat dari logam. Kapak perunggu ditemukan antara lain di Sumatra Selatan, Jawa Barat, Bali, Sulawesi Tengah dan Selatan, Pulau Selayar, dan Papua.
4) Bejana Perunggu Bejana perunggu berbentuk bulat panjang seperti tempat ikan yang diikatkan di pinggang. Bejana ini dibuat dari dua lempengan perunggu yang cembung, yang dilekatkan dengan pacuk besi pada sisinya. Pola hias benda ini tidak sama susunannya. Bejana ditemukan di daerah Madura (Asemjaran, Sampang) dan Sumatra (Kerinci).
5) Perhiasan Perunggu Perhiasan yang terbuat dari perunggu, emas, dan besi banyak ditemukan di hampir semua wilayah Indonesia. Gelang, cincin, bandul kalung dari perunggu pada umumnya dibuat tanpa hiasan. Namun, ada juga yang dihias dengan pola geometris atau pola bintang. Gelang yang mempunyai hiasan
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Gambar 4.33 Bejana perunggu dari daerah Asemjaran, Madura, Jawa Timur
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Gambar 4.32 Kapak perunggu
(b) Kapak upacara dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur
(a) Kapak perunggu dari Bandung, Jawa Barat
234 235 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
pada umumnya besar dan tebal. Pola hias pada gelang ini berupa pola timpal, garis, tangga, dan duri ikan. Pola hias lainnya adalah spiral yang disusun membentuk kerucut. Mata cincin yang berbentuk kambing jantan ditemukan di derah Kedu (Jawa Tengah).
6) Arca Perunggu Arca/patung perunggu yang ditemukan di Indonesia mempunyai bentuk yang beragam, ada yang berbentuk manusia dan binatang. Posisi manusia dalam bentuk arca ada yang dalam keadaan berdiri, sikap bertolak pinggang, memegang panah, menari dan sedang naik kuda. Arca dengan sikap bertolak pinggang ditemukan di Bogor. Patung manusia yang sedang memegang panah ditemukan di Lumajang (Jawa Timur). Arca berbentuk binatang ada yang berupa arca kerbau yang sedang berbaring, kuda sedang berdiri, dan kuda dengan pelana. Tempat ditemukan arca-arca tersebut, yaitu di Bangkinang (Riau), Lumajang, Palembang, dan Bogor.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Gambar 4.34 Bandul kalung yang ditemukan di Pasir Angin, Bogor, Jawa Barat
234 235 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Buddha
Hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa HinduBuddha beragam bentuknya, ada yang berbentuk bangunan (candi), seni patung (arca-arca), seni pahat dan ukir (relief), serta sastra (kitab-kitab).
a. Candi Candi umumnya berbentuk bangunan yang tinggi dengan tiga bagian. Bagian bawah merupakan lambang bhurloka (alam manusia), bagian tengah menggambarkan bhuvarloka (alam kematian), dan bagian atap melambangkan swarloka (alam para dewa).
Candi-candi yang ada di Indonesia memiliki corak berbeda, tergantung pada karakter kerajaan yang membuatnya. Candicandi yang ada di Jawa Tengah bagian utara biasanya berbentuk melingkar, di mana candi-candi kecil melingkari candi utama yang besar. Ini menggambarkan susunan masyarakat yang menempatkan raja sebagai pusat kekuasaan. Ini dapat dipahami, mengingat kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah bagian utara umumnya merupakan kerajaan Hindu.
sumber: Top 100 Cultural Wonder of Indonesia Gambar 4.35 Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia. Candi Borobur dibangun oleh Kerajaan Mataram dari Dinasti Syailendra.
236 237 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Sementara itu, candi-candi yang ada di Jawa Tengah bagian selatan umumnya memiliki ukuran yang sama besar, tidak ada candi yang besar maupun tingginya melebihi yang lain. Ini menggambarkan susunan masyarakat demokratis yang menempatkan raja dan masyarakat lainnya setara. Hal ini merupakan karakter agama Buddha yang tidak menganut sistem kasta. Adapun candi-candi di Jawa Timur biasanya menempatkan candi utama yang besar di belakang candi-candi yang lebih kecil. Hal ini menggambarkan kedudukan raja sebagai pemersatu masyarakat. Candi tidak hanya terdapat di pulau Jawa namun juga terdapat di pulau-pulau lain. Misalnya, candi Muara Takus yang terdapat di Sumatra.
b. Yupa/Prasasti Yupa/prasasti adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan. Yupa/Prasasti menggunakan aksara Pallawa atau bahasa Sanskerta dan menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Buddha.
c. Kitab dan Karya Sastra Masa Hindu dan Buddha meninggalkan beberapa kitab yang isinya beragam. Ada yang berisi cerita, berita sejarah, atau dongeng-dongeng. Isi kitab umumnya berbentuk syair. Kitab-kitab tersebut antara lain: 1). Kitab Bharatayuda tulisan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. 2). Kitab Smaradhana tulisan Mpu Dharmaja. 3). Kitab Negarakertagama tulisan Mpu Prapanca. 4). Kitab Sundayana, merupakan kitab yang menceritakan peristiwa Bubat. d. Arca Arca merupakan batu yang dipahat hingga membentuk manusia atau binatang. Biasanya, dibuat untuk menggambarkan orang-orang atau dewa-dewa tertentu. Beberapa arca hasil kebudayaan Hindu-Buddha antara lain arca Syiwa, Brahma, Wisnu, Buddha, dan Dhyani Boddhisatwa.
236 237 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
e. Relief Relief merupakan pahatan tulisan atau gambar yang biasanya terdapat pada dinding candi. Beberapa relief ada yang menceritakan pengalaman hidup raja dan para dewa Hindu atau Buddha.
3. Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa Islam
Hasil kebudayaan masa Islam di Indonesia sangat beraneka ragam, antara lain dalam bentuk masjid, keraton, nisan, kaligrafi dan karya sastra.
a. Masjid Masjid adalah tempat ibadah bagi pemeluk agama Islam. Masjid-masjid yang berasal pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia antara lain Masjid Demak, Masjid Menara Kudus, Masjid Sendang Duwur (Tuban), Masjid Agung Kasepuhan (Cirebon), Masjid Sunan Ampel (Surabaya), Masjid Baiturakhman (Aceh), Masjid Angke (Jakarta), dan Masjid Ketangka (Makassar).
b. Keraton Masjid Keraton adalah istana tempat tinggal raja atau sultan bersama keluarganya. Bangunan keraton kerajaan Islam di Jawa, dan beberapa di Sumatra, merupakan karya arsitek yang memadukan kebudayaan setempat dengan kebudayaan Islam. Keraton-keraton yang berasal dari masa kerajaankerajaan Islam di Indonesia antara lain Keraton Kaibon (Banten), Keraton Kasepuhan (Banten), Keraton Kasunanan dan Keraton Pakualaman (Yogyakarta dan Surakarta), Keraton Kasultanan (Aceh), Keraton Kasultanan Delhi, dan Istana Maimun.
c. Makam Makam adalah tempat dikebumikannya seseorang setelah meninggal dunia. Makam-makam raja atau makam para bangsawan dibuat secara megah dan permanen. Pada umumnya, makam kuno bercorak Islam terdiri atas tiga komponen yaitu Jirat, Nisan, dan Cungkup. Jirat (Kijing), adalah
238 239 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
bangunan yang terbuat dari batu tembokkan yang berbentuk persegi panjang. Nisan adalah tonggak pendek dari batu atau kayu yang ditanam di atas Jirat. Pada umumnya pada nisan terdapat tulisan-tulisan sebagai tanda peristiwa/sejarah orang yang dikuburkan. Sedangkan cungkup adalah bangunan mirip rumah yang berada di atas Jirat (melindungi Jirat dari panas dan hujan). Makam-makam yang berasal dari masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia antara lain makam Sultan Malik al Saleh (Aceh), makam Fatimah Binti Maimun (Gresik), makam Maulana Malik Ibrahim (Gresik), makam Sultan Suryansyah (Banjarmasin), makam Sultan Hasanuddin (Sulawesi Selatan), dan lainnya.
d. Kaligrafi Kaligrafi adalah seni melukis indah yang diperoleh dengan merangkai huruf-huruf Arab atau ayat Al Qur’an menjadi bentuk yang diinginkan. Hiasan kaligrafi biasanya terdapat pada dindingdinding bangunan masjid terutama pada bagian mihrabnya, gapura masjid, gapura makam, dan nisan-nisan kubur.
e. Karya Sastra Karya sastra yang dihasilkan pada masa kerajaan-kerajaan Islam umumnya berisi ajaran khusus seperti tasawuf atau budi pekerti yang baik, maupun filsafat kemasyarakatan. Kesusastraan juga ditulis dalam beberapa bentuk, yaitu suluk (berisi ajaran tasawuf), syair, hikayat, dan babad. Karya-karya sastra yang berasal dari masa kerajaankerajaan Islam di Indonesia antara lain Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, Syair Perahu, Syair si Burung Pingai, Hikayat Amir Hamzah, dan Babad Tanah Jawi.
3. Keragaman Budaya Memperkokoh Integrasi Bangsa
Setelah kamu memahami keragaman budaya Indonesia, apakah kamu merasa bangga dengan keragaman budaya kita? Pikirkan bagaimana keragaman budaya dapat memperkokoh integrasi bangsa. Integrasi bangsa tidak mudah dibangun pada masyarakat yang memiliki keragaman budaya.
238 239 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi Ilmu Pengetahuan Sosial
Tahukah kamu apa arti integrasi? Integrasi artinya pembauran dari berbagai keragaman budaya hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Kita tahu Indonesia adalah negara kepulauan. Setiap pulau mempunyai perbedaan berdasarkan kondisi fisiknya. Perbedaan ini mengakibatkan keragaman budaya, ekonomi, dan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kita harus menyadari bahwa keragaman bukan penghalang menuju Indonesia bersatu. Begitu pula selat dan laut bukan sebagai penyekat, tetapi menjadi penghubung atau rantai pengikat pulau-pulau di Indonesia.
Indonesia merupakan negara kesatuan. Hubungan antarpulau sudah terjadi sejak zaman dahulu. Ketersediaan angkutan laut sangat memudahkan hubungan antarpulau. Banyak suku dari satu pulau pindah ke pulau yang lain. Mereka menetap di tempat yang baru dan berbaur dengan penduduk setempat. Masing-masing dari mereka memiliki budaya yang berbeda, namun tetap hidup rukun dalam satu kesatuan bangsa. Indonesia terlihat indah dengan keragaman budayanya. Segala keragaman yang ada, tidak menghalangi bangsa Indonesia dalam menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa. Akibatnya, terbentuk integrasi bangsa yang hidup damai saling berdampingan dan saling menghargai yang diupayakan untuk dipertahankan melalui berbagai kegiatan atau aktivitas budaya Nusantara.
Sabtu, 05 November 2016
C. Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa lalu
Share this
Related Articles :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Paling Dilihat
-
1. Kemajuan pada berbagai bidang kehidupan yang dicapai oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini menyebabkan perubahan pola hidup masyarak...
-
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, tahun ini sudah ada satu orang yang ditetapkan sebagai pah...
-
GORONTALO, KOMPAS.com – Gempa bumi sebanyak 138 kali terjadi dalam radius 300 km dari Kota Gorontalo kali mengguncang sepanjang bulan ...
-
Sumber daya alam merupakan pemberian dan anugerah dari Tuhan untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sumber daya alam yang ber...
-
Nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia harus tetap dipertahankan keberadaannya agar tidak tergeser dengan nilai baru yang tidak sesuai d...
-
KAIRO, KOMPAS.com - Salah satu hakim yang menjatuhkan vonis bagi mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi, setelah penggulingan pada 2013, l...
-
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo yang menyebut kerusuhan di demonstrasi ...
-
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Contohnya kita bernapas dari udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum,...
-
1. Populasi asli Indonesia adalah ras berkulit gelap serta bertubuh kecil dan keturunan dari ras asli ini disebut orang Vedda atau disebut...
-
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin menegaskan, salah satu karakter Bangsa Indonesia adalah menjaga kerukunan an...
0 komentar
Posting Komentar