Sabtu, 05 November 2016

Tema 2 . A. Perkembangan Kependudukan

1. Laju Pertumbuhan Penduduk  Indonesia Sejak Kemerdekaan
Indonesia telah melaksanakan beberapa kali sensus penduduk. Sejak Kemerdekaan, telah dilakukan enam kali sensus penduduk, yaitu sensus penduduk tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan terakhir tahun 2010. Sebelum Kemerdekaan, sebenarnya di Indonesia juga pernah dilakukan sensus, yaitu tahun 1920 dan 1930. Pada tahun 1920, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 34,3 juta jiwa dan tahun 1930 mencapai 60,7 juta. Berikut ini data hasil sensus penduduk di Indonesia.
78 SMP/MTs Kelas IX
Tabel 2.1 Laju Pertumbuhan Penduduk di Indonesia
Tahun Sensus Jumlah Penduduk (juta)
Laju Pertumbuhan (%)
1961 97,1 2,15
1971 119,2 2,13
1980 147,5 2,32
1990 179,3 1,97
2000 209,6 1,45
2010 237,56 1,49
Dari data hasil sensus, diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dikatakan tinggi jika laju pertumbuhan penduduknya mencapai angka lebih dari 2% . Jika angka pertumbuhannya antara 1 dan 2 persen, laju pertumbuhan termasuk sedang. Jika angka pertumbuhan kurang dari satu persen, laju pertumbuhan termasuk rendah. Berdasarkan kriteria tersebut, pada sensus 2010, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong sedang. Sementara itu, negara-negara maju memiliki laju pertumbuhan penduduk yang rendah. Namun demikian, ada kecenderungan laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurun yang berarti sedang menuju ciri kependudukan negara maju pada umumnya. Bagaimanakah laju pertumbuhan penduduk Indonesia jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara lain? Agar kamu menemukan jawaban, lakukanlah kegiatan berikut!
1. Bagi kelas kalian menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok berjumlah 4-5 orang!
Aktivitas Kelompok
79Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Amatilah Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jumlah  dan Angka Pertumbuhan
Penduduk Sejumlah Negara di Dunia
No
Nama Negara
Jumlah Penduduk
Kelahiran per 1.000 Penduduk
Kematian per 1.000 Penduduk
Angka Pertumbuhan Alami (Natural Increase) 1 China 1.357,4 12 7 0,5
2
Amerika Serikat
316,2 13 8 0,5
3 India 1.276,5 22 7 1,5 4 Iran 76,5 19 5 1,4 5 Prancis 63,9 13 9 0,4 6 Filipina 96,2 21 5 1,5 7 Australia 23,1 13 6 0,7 8 Peru 30,5 20 5 1,5 9 Jepang 127,3 8 10 -0,2 10 Mesir 84,7 25 6 1,9 11 Jerman 80,6 8 11 -0,2 12 Inggris 64,1 13 9 0,4 13 Libia 6,5 22 4 1,7
14
Selandia Baru
4,5 14 7 0,7
15 Malaysia 29,8 18 5 1,3
16
Korea Selatan
50,2 10 5 0,4
17 Rusia 143,5 13 13 0,0 18 Vietnam 89,7 17 7 1 19 Kanada 35,3 11 7 0,4 20 Belanda 16,8 10 8 0,2 21 Italia 59,8 9 10 -0,1 22 Indonesia 248,5 26 6 1,5
3. Berdasarkan pengamatan, ‡ Kelompokkan negara-negara yang tertera pada Tabel 2.2 menjadi negara maju dan negara berkembang!
80 SMP/MTs Kelas IX
Setelah melakukan kegiatan di atas, kamu dapat mengetahui bahwa laju pertumbuhan penduduk bervariasi antara satu negara dan  negara lainnya.  Negara tertentu angka pertumbuhannya tergolong tinggi, sementara yang lainnya tergolong rendah. Bahkan, ada beberapa negara yang angka  pertumbuhan SHQGXGXNQ\D QHJDWLI DWDX GL EDZDK QRO -LND DQJND SHUWXPEXKDQQ\D QHJDWLI negara tersebut penduduknya tidak bertambah malah berkurang jumlahnya.  Adanya perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara satu negara dan negara lainnya menyebabkan setiap negara menerapkan kebijakan yang berbeda untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Sejumlah negara yang ODMX SHUWXPEXKDQQ\D WHUODOX NHFLO DWDX EDKNDQ QHJDWLI EHUXSD\D PHQDLNNDQ DQJND SHUWXPEXKDQ SHQGXGXNQ\D PHODOXL VHMXPODK NHELMDNDQ \DQJ EHUVLIDW pro-natalis. Kebijakan pro-natalis mendukung penduduknya untuk memiliki jumlah anak yang banyak. Contoh negara tersebut adalah Kuwait, Jepang, $UJHQWLQD %UD]LO 5XVLD 3UDQFLV -HUPDQ ,VUDHO GDQ EHEHUDSD QHJDUD ODLQQ\D Pada sisi lain, sejumlah negara berupaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduknya karena jumlahnya terlalu besar dan membebani perekonomian negara. Negara-negara tersebut menerapkan kebijakan yang anti-natalis. Kebijakan tersebut berupaya mengendalikan jumlah penduduk dengan beragam program.  Contoh negara yang menerapkan kebijakan ini adalah China dengan kebijakan satu anak 2QH &KLOG 3ROLF\ Negara lainnya yang menerapkan kebijakan tersebut adalah Indonesia, Nigeria, India, dan sejumlah negara lainnya. Program Keluarga Berencana (KB) mencerminkan kebijakan antinatalis di Indonesia. Program tersebut diharapkan mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Jika laju pertumbuhan terkendali, diharapkan kualitas penduduknya akan makin baik. Negara juga tidak terlalu dibebani karena harus PHQ\HGLDNDQ ODSDQJDQ NHUMD GDQ IDVLOLWDV KLGXS \DQJ VDQJDW EDQ\DN 'HQJDQ cara demikian, Indonesia diharapkan dapat lebih cepat menjadi negara maju.
‡ Bandingkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia dengan negara-negara lain. ‡ Diskusikan apakah Indonesia termasuk negara yang mengalami pertumbuhan penduduk tinggi, rendah, atau sedang.
4. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi.
5. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas.
81Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Dampak Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk membawa akibat pada berbagai aspek kehidupan manusia. Pada gilirannya, pertumbuhan penduduk akan berpengaruh pada SHPDQIDDWDQ DVSHN ELR¿VLN DWDX VXPEHU GD\D DODP 2OHK NDUHQD LWX PDQXVLD perlu melakukan upaya agar laju pertumbuhan penduduknya terkendali.
a. Dampak Positif 6HFDUD XPXP SHUWXPEXKDQ SHQGXGXN PHPEDZD GDPSDN SRVLWLI GDQ QHJDWLI EDJL PDQXVLD %HEHUDSD GDPSDN SRVLWLI SHUWXPEXKDQ SHQGXGXN DQWDUD lain sebagai berikut. 1. Tersedianya tenaga kerja untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
2. Bertambahnya kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan sehingga berkembang jumlah dan jenis usaha lokal.
3. Meningkatnya investasi atau penanaman modal karena makin banyak kebutuhan manusia.
4. Meningkatnya inovasi karena penduduk dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, agar produktivitas lahan pertaniannya meningkat, manusia mengembangkan pupuk dan benih unggul untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus meningkat.  
b. Dampak Negatif 'L VDPSLQJ GDPSDN SRVLWLI SHUWXPEXKDQ SHQGXGXN \DQJ WLQJJL MXJD EHUSRWHQVL PHQLPEXONDQ GDPSDN QHJDWLI WHUXWDPD MLND WLGDN GLLPEDQJL GHQJDQ kualitas penduduk dan ketersediaan sarana prasarana hidup serta lapangan pekerjaan. Beberapa dampak tersebut antara lain sebagai berikut.
1). Meningkatnya Angka Pengangguran
Angka pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menimbulkan masalah pengangguran. Sebagian tenaga kerja tidak terserap oleh lapangan kerja yang ada karena  kecepatan  pertumbuhan lapangan kerja baru kalah oleh kecepatan pertumbuhan penduduknya.
82 SMP/MTs Kelas IX
2). Meningkatnya Angka Kriminal
Banyaknya tenaga kerja yang menganggur atau belum mendapatkan pekerjaan sangat rentan terhadap perilaku kejahatan atau kriminal. Desakan kebutuhan dapat memaksa sebagian penduduk untuk melakukan tindak kejahatan.  
3). Meningkatnya Angka Kemiskinan
Pertumbuhan penduduk yang tinggi berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan sumber daya, khususnya sumber daya alam. Jika penduduk bertambah, harus disediakan lahan baru untuk memenuhi kebutuhan pangan/ makanan dan rumah untuk tinggal. Diperlukan lowongan pekerjaan baru bagi mereka untuk memenuhi kebutuhannya. Jika tidak terpenuhi, akan muncul masalah kemiskinan.
4). Berkurangnya Lahan untuk Pertanian dan Permukiman
Bertambahnya penduduk di suatu wilayah tentu membutuhkan lahan pertanian dan permukiman baru. Setiap penduduk yang lahir memerlukan rumah untuk tinggal dan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan akan makanan. Makin banyak yang lahir, makin banyak lahan pertanian dan permukiman baru yang harus disediakan. Pada gilirannya, lahan pertanian yang ada akan berkurang karena dipakai untuk permukiman.
Sumber: http://lampionmerah.files.wordpress.com Gambar 2.1 Permukiman di sekitar  lahan pertanian yang subur.
83Ilmu Pengetahuan Sosial
5). Makin Banyaknya Limbah dan Polusi
Kegiatan penduduk, baik kegiatan di rumah, kegiatan perdagangan,  atau industri pasti menghasilkan sampah atau limbah. Makin banyak penduduk, makin banyak limbah yang dihasilkan.   Pada gilirannya, sampah atau limbah akan berdampak buruk pula bagi manusia.
Sumber: http://shesaride.files.wordpress.com Gambar 2.2 Sampah dari berbagai aktivitas penduduk
6). Ketersediaan Pangan Makin Berkurang
Permukiman, industri, perdagangan, dan aktivitas manusia lainnya terus EHUNHPEDQJ \DQJ DNKLUQ\D PHQJXEDK IXQJVL ODKDQ SHUWDQLDQ PHQMDGL QRQ pertanian. Akibatnya, produksi pertanian berkurang dan terus berkurang. Ini berarti ketersediaan pangan juga akan makin berkurang dan terpaksa harus mendatangkannya dari daerah atau negara lainnya. Laju penurunan produksi GDSDW GLNHQGDOLNDQ MLND SHQGXGXN PHODNXNDQ LQWHQVL¿NDVL SHUWDQLDQ VHKLQJJD produktivitas lahan meningkat.
7). Kesehatan Masyarakat Makin Menurun
Pertumbuhan penduduk yang tinggi, khususnya di daerah perkotaan, akan membuat harga lahan  makin mahal. Akibatnnya, sebagian penduduk tidak mampu membeli lahan dengan luas yang cukup memadai untuk permukiman. Permukiman menjadi sangat padat sehingga tidak sehat. Apalagi jika sanitasinya buruk, tentu keadaan itu akan menimbulkan berbagai macam penyakit.
84 SMP/MTs Kelas IX
8). Berkembangnya Permukiman Tidak Layak Huni
Lahan yang makin terbatas akibat tingginya laju pertumbuhan penduduk, terutama di daerah perkotaan, mendorong naiknya harga lahan sehingga sulit dijangkau oleh sebagian penduduk. Akibatnya, sebagian penduduk terpaksa tinggal di daerah yang kurang layak dengan membangun rumah seadanya. Biasanya, mereka membangun rumah di tepi sungai, sepanjang rel kereta api, DWDX SDGD ODKDQ ODKDQ NRVRQJ PLOLN SHPHULQWDK \DQJ EHOXP GLPDQIDDWNDQ Daerah tersebut dikenal sebagai daerah kumuh (slum area).
Sumber: http://img.okeinfo.net Gambar 2.3 Kondisi Daerah Kumuh di Perkotaan.
Kalian telah mengkaji berbagai akibat laju pertumbuhan penduduk. Selanjutnya, lakukanlah aktivitas berikut ini. 1. Buatlah kelompok dengan anggota 4-5 orang. 2. 6HWLDS NHORPSRN PHQHOXVXUL LQIRUPDVL WHQWDQJ ODMX SHUWXPEXKDQ penduduk di wilayah tempat kalian tinggal. Skala wilayah dapat berupa desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, atau provinsi. 3. +LWXQJ ODMX SHUWXPEXKDQ SHQGXGXN DODPLQ\D LQJDW NHPEDOL PDWHUL kelas 8). Sekadar mengingatkan, laju pertumbuhan penduduk alami dihitung dengan mengurangi angka kelahiran dengan angka kematian (Pertumbuhan Penduduk (P) = Lahir (L) - Mati (M))
Aktivitas Kelompok
85Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Upaya Indonesia untuk Mengendalikan Laju Pertumbuhan Penduduk
Upaya yang terkait dengan pengendalian laju pertumbuhan penduduk di Indonesia di antaranya diselenggarakan melalui program Keluarga Berencana (KB). Program KB mulai digalakkan pada tahun 1970-an. Pada awalnya, program tersebut banyak ditentang masyarakat karena masih ada anggapan EDQ\DN DQDN EDQ\DN UH]HNL 1DPXQ NHUMD NHUDV VHPXD SLKDN DNKLUQ\D membuahkan hasil karena angka pertumbuhan penduduk mulai berkurang sejak program tersebut digulirkan. Tingkat kelahiran yang pada tahun 1970-an mencapai 5,6, pada tahun 2013 turun  menjadi 2,6.  Tujuan dari program KB tidak hanya sekadar mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, tetapi juga memperbaiki kesejahteraan ibu, anak dan keluarga, mengurangi angka NHODKLUDQ VHUWD PHQDLNNDQ WDUDI KLGXS UDN\DW GDQ EDQJVD
Sumber: http://1.bp.blogspot.com Gambar 2.4 Keluarga Berencana berupaya mengendalikan pertumbuhan penduduk
Selain melalui program KB, pemerintah juga berupaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan pendidikan.  Pendidikan diyakini akan mengubah cara pandang tentang jumlah anak dan melakukan perencanaan keluarga yang baik. Pendidikan juga dapat menunda usia pernikahan sehingga mengurangi kemungkinan  untuk memiliki banyak anak.
4. Lakukan analisis mengapa daerah tersebut mengalami laju pertumbuhan penduduk seperti yang telah kalian hitung.
5. Apa akibat yang ditimbulkan oleh laju pertumbuhan penduduk WHUKDGDS NHDGDDQ OLQJNXQJDQ ¿VLN PDXSXQ VRVLDO HNRQRPL SHQGXGXN di wilayah tersebut.
6. Buatlah laporan tertulis dan presentasikan hasilnya di depan kelas.
86 SMP/MTs Kelas IX
Laju pertumbuhan penduduk juga dikendalikan melalui pemberdayaan generasi muda. Generasi muda yang terdidik dan bekerja akan mengurangi kemungkinan memiliki anak dalam jumlah banyak. Mereka akan berpikir rasional dalam menentukan jumlah anak sehingga perannya dalam masyarakat tidak terkendala oleh banyaknya anak.
Sumber: feb.ub.ac.id Gambar 2.5 Pendidikan bagi wanita sangat penting dalam kaitannya dengan pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
Upaya lainnya yang dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan meningkatkan peran pemuda dalam berbagai aktivitas seperti olahraga, seni, dan budaya. Berbagai aktivitas tersebut akan menunda usia menikah karena kesibukan mereka.
4. Mobilitas Penduduk di Indonesia
Dalam perkembangnnya, masyarakat Indonesia melakukan perpindahan DWDX PRELOLWDV SHQGXGXN GDUL VDWX WHPSDW NH WHPSDW ODLQQ\D 6HFDUD JHRJUD¿V perpindahan tersebut dapat berupa perpindahan dari desa kota, antarprovinsi, antar-pulau, dan bahkan perpindahan ke negara lainnya. Perpindahan penduduk Indonesia ke negara lain masih  sangat kecil dibandingkan dengan tipe migrasi lainnya.
87Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Istilah urbanisasi sebenarnya juga menjelaskan proses berubahnya ciri-ciri atau suasana suatu desa menjadi ciri atau suasana suatu kota. Urbanisasi di Indonesia sangat jelas terjadi di Pulau Jawa yang daerah perkotaannya banyak berkembang. Banyak penduduk desa yang kemudian memutuskan untuk tinggal di kota, baik untuk menetap atau sementara. Akibatnya, kota-kota di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, menjadi sangat padat penduduknya.
Sumber: http://beritadaerah.co.id                                                                                                                                            Gambar 2.6 Keadaan di salah satu kota di Indonesia (Kota Jakarta) yang sangat padat penduduknya.
Berpindahnya penduduk di Indonesia, terutama setelah kemerdekaan, GLGDVDUL ROHK VHMXPODK IDNWRU SHQ\HEDE )DNWRU SHQ\HEDE WHUVHEXW GDSDW GLEHGDNDQ PHQMDGL IDNWRU SHQGRURQJ GDQ IDNWRU SHQDULN $GDSXQ IDNWRU pendorong berpindahnya penduduk ke kota, di antaranya adalah seperti berikut. 1. Rendahnya penghasilan atau upah di desa sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup. 2. Makin terbatasnya pemilikan lahan pertanian akibat makin besarnya jumlah penduduk di desa.
88 SMP/MTs Kelas IX
3. Terbatasnya lapangan kerja di desa. 4. Terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan di desa. 5. Terbatasnya sarana hiburan di desa. 6. Adanya bencana alam di desa, misalnya kekeringan, banjir, longsor dan lain-lain. 6HPHQWDUD LWX IDNWRU SHQDULN SHQGXGXN XQWXN SLQGDK NH NRWD GL DQWDUDQ\D adalah seperti berikut.
1. Upah di kota yang lebih tinggi dibandingkan dengan di desa. 2. Jumlah dan peluang pekerjaan di kota yang lebih banyak dan bervariasi 3. Sarana dan prasarana pendidikan yang lebih memadai 4. Sarana dan prasarana hiburan yang lebih memadai
b. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk antarprovinsi di Indonesia. Tujuannya menyebarkan penduduk yang padat, dalam hal ini Pulau Jawa dan Bali, ke daerah yang masih jarang penduduknya. Transmigrasi telah GLODNVDQDNDQ VHMDN ]DPDQ SHQMDKDQ %HODQGD \DQJ NHPXGLDQ GLWHUXVNDQ SDGD masa penjajahan Jepang dan setelah Indonesia merdeka.  Pada masa penjajahan Belanda, transmigrasi dilaksanakan pertama kali pada tahun 1905.  Pada saat itu, sebanyak 155 keluarga dari Karesidenan Kedu meliputi daerah Karanganyar (Kebumen), Kebumen, dan Purworejo Jawa Tengah berhasil dipindahkan ke Gedongtatan, Provinsi Lampung. Jumlah penduduk yang dipindahkan mencapai 4.800 jiwa.  Pada saat itu, transmigrasi dilaksanakan dengan pertimbangan: pertama, melaksanakan politik etis atau balas budi dengan mengurangi jumlah penduduk Jawa dan meningkatkan kesejahteraan penduduk yang masih rendah; kedua, adanya kebutuhan tenaga kerja untuk perkebunan di luar Jawa milik Belanda dan swasta. Transmigrasi pada masa pemerintahan Belanda juga terjadi pada tahun 1911 memindahkan ke daerah yang dinamai Wonosobo di sekitar Sukadana Lampung. Pelaksanaan berikutnya terjadi sampai 1929, kemudian tahun 1930 ke Palembang, Bengkulu, Jambi, Sumatra Utara, serta Kalimantan.
Zaman Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, dilaksanakan transmigrasi dari Jawa ke Lampung. Jumlah keluarga yang diberangkatkan mencapai 1.867 keluarga atau 7.399 jiwa. Pada masa Jepang, pelaksanaan transmigrasi dimaksudkan untuk mobilisasi tenaga kerja ke perkebunan di luar Jawa atau disebut Romusha. Selain itu, mereka juga dipekerjakan di proyek pertahanan Jepang, baik di dalam maupun di luar negeri.
89Ilmu Pengetahuan Sosial
Zaman Kemerdekaan
Pada masa setelah Kemerdekaan, pemerintah melakukan transmigrasi melalui beberapa periodesasi, yaitu 1945-1950, 1950-1968, 1969-1974, 19741979, 1979-1984, 1984-1989, 1989-1994, 1994-1999, 1999-2000, 2001-2003, 2004-sekarang. Daerah tujuannya makin luas tidak hanya ke Lampung, tetapi juga ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat.

0 komentar

Posting Komentar