JAKARTA, KOMPAS.com -
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzahmempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo yang menyebut kerusuhan di demonstrasi 4 November ditunggangi aktor politik.
"Pernyataan Presiden Jokowi tentang aktor politik yang menunggangi Aksi Damai harus diklarifikasi," kata Fahri Hamzah saat dihubungi, Minggu (6/11/2016).
"Sebab, lembaga kepresidenan harus hati-hati membuat pernyataan yang bisa memicu politik nasional yang semakin tidak kondusif," kata Fahri lagi.
Dia menilai, dengan pernyataan Presiden itu, aparat penegak hukum harus segera bergerak untuk menyelidiki siapa aktor politik yang dimaksud, termasuk mencari bukti keterlibatan dalam kerusuhan.
"Tuduhan presiden ini bisa berbalik jika tidak punya bukti, bahwa sebetulnya presiden yang ditunggangi," ucap Fahri.
Menurut Fahri, justru Presiden yang diduga ditunggangi oleh mereka yang sejak awal mempunyai masalah hukum, sehingga menjadi sandera bagi aparat penegak hukum.
Sementara itu, tuduhan Presiden kepada aktor politik menunggangi jutaan massa rakyat adalah tidak berdasar.
"Sebab adalah jauh lebih mudah menunggangi seorang Presiden daripada sejuta massa aksi. Sekarang, Presiden hanya perlu melakukan klarifikasi," kata dia.
"Jika tidak, maka sama saja Presiden hanya menabur angin. Siapa yang menabur angin pasti akan menuai badai," ucap dia lagi.
Aksi unjuk rasa pada Jumat (4/11/2016) lalu berjalan damai hingga pukul 18.00 WIB.
Namun sekitar pukul 20.00 WIB, bentrok terjadi antara kepolisian dan sebagian pendemo yang belum membubarkan diri.
Presiden Jokowi mengapresiasi unjuk rasa yang tertib pada pagi hingga sore hari, namun menyesalkan kejadian di malam harinya.
"Kami menyesalkan kejadian ba'da isya yang harusnya sudah bubar tapi menjadi rusuh. Dan ini sudah ditunggangi aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," kata Jokowi.
Jokowi mengungkapkan hal itu dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (5/11/2016) pukul 00.10 WIB.
0 komentar
Posting Komentar