BEIJING, KOMPAS.com
Lampu depan yang super-terang itu, menurut sang sopir truk, membuat mereka tak bisa melihat jalanan dengan jelas sehingga berpotensi menimbulkan masalah.
Ternyata, hal semacam itu terjadi juga di China, tepatnya kota Shenzhen. Kini, polisi di kota tersebut memiliki cara yang kreatif tetapi kontroversial bagi para pengemudi yang lampu depan mobilnya mengganggu pengemudi lain.
Hukumannya adalah denda, tetapi yang paling "ditakutkan" adalah dipaksa memandang lampu depan mobil polisi yang dinyalakan selama satu menit.
Hukuman unik ini kali pertama diketahui setelah seseorang mengunggah informasi itu ke situs mikroblog Weibo pada 2014 lalu.
Setelah informasi itu muncul di dunia maya, kepolisian kemudian menghentikan hukuman tersebut karena dituduh "melanggar HAM".
Namun, ketika pada awal pekan ini kepolisian Shenzhen mengatakan kembali memberlakukan hukuman itu, ternyata sebagian besar dari 261 juta pengguna aktif Weibo menyetujuinya.
Lewat akun Weibo resminya, kepolisian kota Shenzhen memperingatkan para pengemudi agar tidak menggunakan lampu utama mobil dengan tidak tepat.
Siapa saja yang ketahuan melanggar akan dipaksa duduk di kursi dan memandang lampu utama mobil polisi selama 60 detik.
Selain itu, para pelanggar juga harus membayar denda sebesar 300 yuan, kehilangan poin pada SIM mereka, dan dipaksa membaca aturan tentang penggunaan lampu utama mobil.
Kali ini, sebagian besar pengguna Weibo mendukung niat kepolisian Shenzhen.
"Bapak polisi, saya kira hukuman ini tak manusiawi, mereka seharusnya disuruh memandang lampu selama lima menit," ujar seorang pengguna Weibo.
"Seluruh negeri seharusnya menerapkan hukuman ini segera," tambah seorang netizen.
Namun, cukup banyak netizen yang mengkritik cara hukuman ini karena khawatir akan merusak mata orang yang terkena sanksi.
Kepolisian Shenzhen, kota yang berada di sebelah utara Hongkong itu, memang sangat terkenal di dunia maya akibat penerapan sanksi yang tak lazim dan kreatif.
0 komentar
Posting Komentar